Rabu, 10 Maret 2021

Kematian

 Assalamu alaikum


Semangat pagi💪



*Kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi, oleh karena itu.*.

*Jangan menunda amal ibadah..!!*

*Jangan menunda nunda tobat..!!*

*Jangan menunda perbaikan diri..!!*

*Jangan main-main dengan maksiat..!!*

*Jangan sia-siakan mereka orang yang kita Cintai..!!*

*Jangan lepaskan orang yang sayang dan mengajak kita kepada kebaikan*

*Jangan putuskan silaturahim dan bersabarlah dalam arungi samudra hidup*.

*Semoga diakhir hayat kita Husnul Khatimah..*

*Mati dalam keadaan suci dari Dosa.*.



Semangat...  Bahagia... Sukses



*Yayasan yatim piatu mufakat al banna indonesia*

www.mabifoundation.or.id

Pencegah siksa neraka

 🔰💧🔥 *10 SEBAB PENCEGAH SIKSA NERAKA*


https://t.me/sahabat_hijrah


📮 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Apabila seorang mukmin berbuat suatu keburukan, maka hukumannya (bisa jadi) tercegah baginya dengan sepuluh sebab berikut ini:


➡️1. Dia bertaubat dari (perbuatan buruknya), lalu Allah mengampuni dosanya, karena orang yang bertaubat dari perbuatan dosa bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. Atau,


➡️2. Ia beristighfar (memohon ampunan kepada Allah atas dosanya), lalu Allah mengampuninya. Atau,


➡️3. Ia melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat menghapuskan keburukan-keburukannya, karena memang amalan-amalan kebaikan dapat menghapuskan dosa-dosa keburukan. Atau,


➡️4. Saudara-saudaranya yang beriman senantiasa mendoakan kebaikan dan memohonkan ampunan baginya dalam keadaan ia masih hidup atau sudah mati. Atau,


➡️5. Mereka menghadiahkan kepadanya pahala amal-amal sholih mereka, lalu Allah menjadikannya bermanfaat baginya. Atau,


➡️6. Ia mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam (pada hari Kiamat). Atau,


➡️7. Allah mengujinya di dunia dengan berbagai macam musibah yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,


➡️8. Allah memberinya ujian di alam Barzakh (alam kubur) dengan sesuatu hal yang membinasakannya yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,


➡️9. Allah memberikan ujian kepadanya di Padang Mahsyar dengan huru-hara pada hari Kiamat yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,


➡️10. Allah yang Maha Penyayang melimpahkan rahmat-Nya kepadanya.


🔮 Barangsiapa tidak mendapatkan 10 sebab penangkal Azab tersebut, maka janganlah ia mencela melainkan dirinya sendiri.


📚 (Lihat Majmu' Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Juz X Hlm.45).


📝 Ustadz Muhammad Wasitho

✍👥 #SahabatHijrah Ikhwan

✍👥 #SahabatTaat Akhwat

✍📱 082326777141

Mungkin

 Mungkin ...

Manusia tidak pernah merasa  cukup dengan materi yang telah ia dapatkan maka tentulah rasa cukupmu dengan rasa syukur.


Mungkin...

Diluar sana ada orang yang menganggapmu tidak baik, maka ingatlah langit tidak pernah menjelaskan bahwa dirinya tinggi.


Mungkin ...

kamu tidak beruntung mereka, 

Mungkin...

kamu tidak sekaya mereka

Tetapi mereka belum tentu sekuat kamu. Ikuti alurnya, nikmati prosesnya, perbanyak bersyukur dan kurangi mengeluh, sebab Tuhan tahu kapan kamu akan bahagia


Mungkin...

Mudah bagimu untuk menemukan orang yang kamu mudah ajak bicara, tetapi akan sulit menemukan yang kamu percaya


Kamis, 09 April 2020

BELAJAR TAJWID


Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap


Hal yang utama dari belajar membaca alquran adalah juga belajar tajwid al-quran. Pada tahapan belajar, atau pada ilmu tajwid dasar dipelajari ketika kita sudah mengetahui huruf huruf alquran atau huruf huruf hijaiyah, serta kita sudah bisa membaca huruf huruf tersebut. Hukum nun mati, hukum mim mati, alif lam syamsiah serta hukum mad menjadi hal mendasar untuk kita pelajari.
Apakah Itu Tajwid Alquran ? tajwid alquran adalah tata cara membaca alquran dengan baik dan benar, sesui dengan kaidah-kaidah membaca alquran.
Dalam ilmu keislaman khususnya di bidang membaca alquran dikenal dengan ilmu tajwid.
Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan baik dan indah atau bagus dan membaguskan, dalam bahasa arab, tajwid berasal dari kata Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا).
Menurut ilmu qiro’ah tajwid juga berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.
Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan
.Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

HUKUM-HUKUM DALAM BELAJAR TAJWID AL-QURAN

Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap

MACAM – MACAM HUKUM TAJWID

HUKUM BACAAN NUN MATI/ TANWIN – BELAJAR TAJWID AL-QURAN

Nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5 macam, yaitu:

IZHAR (إظهار) DAN HURUF IZHAR

Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)bertemu dengan salah satu huruf halqi (ا ح خ ع غ ه ), maka dibacanya jelas/terang.

IDGHAM (إدغام) DAN HURUF IDGHAM

Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber)dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي
Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)
Yaitu memasukkan/meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (ر، ل)

IQLAB (إقلاب) DAN HURUF IQLAB

Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin(ـًـٍـٌ / نْ) bertemu dengan huruf ba (ب), maka cara membacanya dengan menyuarakan /merubah bunyi نْ menjadi suara mim (مْ), dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.

IKHFA (إخفاء) DAN HURUF IKHFA

Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ /نْ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15,  ta'(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa’ (ف), qof ( ق), dan kaf (ك)
Jika merunut secara bahasa, Ikhfa’ memiliki arti samar. Samar dalam hal ini adalah samar dalam mengucapkan bacaan antara Izhar dan Idghom. Ada juga yang mengatakan samar dalam hal suara Nun Mati yang ada pada bacaan terkait.
Walaupun demikian, secara kesimpulan tetap sama, yakni samar.
Dalam pengertian hukum tajwid, Ikhfa’ adalah satu hukum yang disematkan pada bacaan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan salah satu di antara 15 huruf hijaiyah. Huruf-huruf ini yang nanti menjadi topik bahasan dalam artikel ini. Termasuk contoh dan bagaimana cara membacanya.
Ikhfa’ sendiri tidak hanya menjadi hukum yang ada pada bahasan Nun Mati dan Tanwin. Ikhfa’ juga ada pada bagian pembahasan Mim Mati, namun nama Ikhfa’-nya diberi tambahan Syafawi. Tambahan tersebut adalah tanda yang menunjukkan bahwa Ikhfa’ yang dimaksud adalah Ikhfa’ dalam pembahasan Mim Mati, bukan Nun Mati dan Tanwin.

SUARA GHUNNAH PADA BACAAN IKHFA

Ikhfa’ adalah membunyikan samar-samar antara Idzhar dan Idghom. Secara posisi bacaan, Ikhfa’ ada di tengah-tengah. Karena bacaan Ikhfa’ ini memiliki idghom yang samar, maka suara ghunnah yang dibawa Idghom juga dimunculkan di sini.
Iya, Ikhfa’ memiliki ghunnah yang samar-samar.
Lalu berapa panjang ghunnah pada Ikhfa’? Ghunnah pada bacaan Ikhfa’ ini memiliki panjang dua harakat. Sehingga perlu teliti benar orang yang membaca Al-Quran memperhatikan hal ini baik-baik. Sebab tidak jarang, orang yang membunyikan bacaan Ikhfa’ tanpa memperhatikan panjang dengungnya.
Bahkan banyak yang cara membacanya seperti tanpa dengung dan langsung lanjut begitu saja.
Maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.

HUKUM MEMBACA RA – BELAJAR TAJWID AL-QURAN

Hukum bacaan Ra terbagi menjadi tiga,yaitu:
Ra dibaca Tafkhim artinya tebal , apabila keadaannya sbb:
1. Ra berharkat fathah اَلرَّسُوْلَ
2. Ra berharkat dhummah رُحَمَاءِ
3. Ra diwakafkan sebelumnya huruf yang berharkat fathah atau Dhummah يَنْصُرُ- َاْلاَبْتَرُ
4. Ra sukun sebelumnya huruf yang berbaris fathah atau dhummah تُرْجَعُوْنَ- يَرْحَمٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya terdapat alif atau wau yang mati اَلْغَفُوْرُ-اَلْجَبَّارُ
6. Bila ra terletak sesudah Hamzah Washal اُرْكُضْ- اِرْحَمْنَا
Catatan:Hamzah Washal adalah Hamzah yang apabila terletak dia diawal dibaca, tetapi kalau ada yang mendahuluinya dia tidak dibaca
Ra dibaca tarqiq (tipis) atau Tarkik apabila keadaannya sebagai berikut:
Ra dibaca Tarkik bila:
1.Ra berharkat kasrah رِحْلَةَ الشّتَاءِ _ تَجْرِيْ
2. Ra sukun sebelumnya huruf berharkat kasrah dan sesudahnya bukanlah huruf Ist’la’ فِرْعَوْنَ – مِرْيَةٌ
3. Ra sukun sebelumnya huruf yan berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Ist’la’ dalam kata yang terpisah. فَصْبِرْصَبْرًا
4. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf berharkat kasrah atau ya sukun.
جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – يَوْمَئِذِ لَخَبِيْرٌ
5. Ra sukun karena wakaf sebelumnya bukan huruf huruf Isti’la’dan sebelumnya didahului oleh huruf yang berbaris kasrah. ذِيْ الذِّكْر
huruf Isti’lak ialah melafalkan huruf dengan mengangkat pangkal lidah kelangit-langit yang mengakibatkan hurfnya besar ق ص ض ظ ط غ خ
Ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
Ra dibaca tarkik dan tafkhim bila:
1. Ra sukun sebelumnya berharkat kasrah dan sesudahnya huruf Isti’la’ berharkat kasrah atau Kasratain. مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْص
2. Ra sukun karena wakaf, sebelumnya huruf Isti’la’ yang berbaris mati, yang diawali dengan huruf yang berharkat kasrah. الْقِطْرِ – مِصْرِ

HUKUM BACAAN MAAD – BELAJAR TAJWID AL-QURAN

Pengertian dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. MAD ASHLI / MAD THOBI’I

Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
– huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
– huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
– huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
contoh :

2. MAD FAR’I

Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
MAD WAJIB MUTTASHIL
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :
Mad Wajib Muttashil
Tajwid Mad Wajib Muttashil
MAD JAIZ MUNFASHIL
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :
Mad Jaiz Munfashil
Tajwid Mad Jaiz Munfashil
MAD ARIDH LISUKUUN
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
MAD BADAL
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
MAD ‘IWAD
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
Mad ‘Iwad
Mad ‘Iwad
MAD LAZIM MUTSAQQOL KALIMI
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
MAD LAZIM MUKHOFFAF KALIMI
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
MAD LAZIM HARFI MUSYBA’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
Contoh :
MAD LAZIM MUKHOFFAF HARFI
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh :
MAD LAYYIN
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :
Mad Layyin
Mad Layyin
MAD SHILAH
Mad ini terjadi pada huruf “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
Mad Shilah Qashiroh
Mad Shilah Qashiroh
MAD SHILAH THOWILAH
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).
Contoh :
Mad Shilah Thowilah
Mad Shilah Thowilah
MAD FARQU
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
Mad Farqu
Mad Farqu
MAD TAMKIN
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :

PANDUAN TAJWID & TAHSIN ONLINE

Belajar Tajwid dan Tahsin Online GRATIS belajaralquran.id bersama kajian Tumenggung oleh Ustadz Ami Kusnadi, LC.
Kunjungi

HUKUM MIM MATI

Mim mati (مْ) bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu:
ikhfa syafawi,
idgham mim, dan
izhar syafawi.

IKHFA SYAFAWI (إخفاء سفوى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.

IDGHAM MIMI ( إدغام ميمى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (مْ), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung.Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.

IZHAR SYAFAWI (إظهار سفوى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup

HUKUM QALQALAH

Pengertian Qalqalah : Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap.
Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ
Macam-macam Qalqalah
Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh :
مَا خَلَقَ . أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ . زَوْجٍ بَهِيْجٍ
Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
Contoh :
يَقْطَعُوْنَ إِلاَّ إِبْلِيْسَ وَمَا أَدْرَاكَ

HUKUM BACAAN ALIF LAM – BELAJAR TAJWID ALQURAN

Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ال ). Hukum bacaan alim lam ( ال) menyatakan bahwa apabila huruf alim lam ( ال ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ال ) tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ال ) syamsiyah dan alif lam ( ال ) qamariyah

1. PENGERTIAN HUKUM BACAAN “AL” SYAMSIYAH.

“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca).
Huruf-huruf tersebut adalah ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah:
a. Dibacanya dileburkan/idghom
b. Ada tanda tasydid/syiddah ( ) di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati => الـــّ
Contoh:
وَالشَّمْسِ يَوْمُ الدِّيْنِ وَالضُّحَى

2. PENGERTIAN HUKUM BACAAN “AL” QAMARIYAH

“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.
Huruf-huruf tersebut adalah : ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي
Ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah:
a. Dibacanya jelas/izhar
b. Ada tanda sukun ( ْ ) di atas huruf alif lam mati => الْ
Contoh:
اَلْهَادِى وَالْحَمْدُ بِاْلإِيْمَانِ

TANDA-TANDA WAKAF – BELAJAR TAJWID AL-QURAN

Waqaf artinya berhenti, yaitu berhenti ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an baik di akhir ayat atau di pertengahan ayat.
Baca Juga: Macam Macam Waqaf dan Contohnya Dalam Ilmu Tajwid
Adapun tanda-tanda waqaf antara lain :
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap
Belajar Tajwid Al-Quran Lengkap

RINGKASAN BUKU TAJWID

Terimakasih sudah meyempatkan membaca artikel tentang tajwid alquran, dan sebagai penutup artikel belajar tajwid alquran ini ada sebuah buku yang dapat di download.
Buku tajwid ini walaupun hanya berupa ringkasan saja tapi mudah mudahan bisa membantu kita untuk lebih memahami ilmu tawjid alquran dan tentunya yang lebih penting adalah mempraktekanya saat kita membaca kitab suci Alquran.
Ringkasan buku tajwid alquran ini disusun oleh United Islamic Cultural of Indonesia yang berada di Ramawangun Jakarta Timur. Ada 52 halaman dalam bentuk file PDF, tentunya jika sudah di download, buku tajwid alquran ini dapat kita baca secara offline.
File buku tajwid alquran sebesar 3,3 M dan diperlukan software penampil pdf dalam komputer ataupun gadget. Silahkan sahabat-sahabat belajaralquran.id untuk mendownload buku ini. Semoga buku tajwid ini bermanfaat untuk kita semua.

BUKU TAJWID GRATIS

Buku Panduan Tajwid Alquran 52 halaman dalam bentuk file PDF sebesar 3,3M
Download
Demkianlah sekilas tentang dasar-dasar ilmu tajwid alquran. Semoga artikel tentang belajar tajwid al-quran ini dapat meng inspirasi kita semua.

Sabtu, 01 Februari 2020

WANITA

WANITA

SETIAP wanita tentu senang dan bahagia jika dipandang spesial oleh keluarga dan lingkungannya. Hal ini termasuk bagian dari tabiat kaum hawa. Namun, Islam memberikan koridor yang jelas, bahwa wanita hebat tak perlu melampaui fitrahnya yang mulia.
Mengenai hal ini Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik kaum wanita penunggang unta (sebutan untuk kaum wanita Arab) adalah wanita-wanita Quraisy yang baik agamanya (pergaulan dengan suami dan lainnya). Mereka adalah wanita paling menyayangi anaknya ketika kecil dan paling mampu menjaga harta suaminya.” (HR. Bukhari Muslim).
Hadits di atas memberikan sebuah ruang lingkup kapan seorang wanita disebut hebat dalam pandangan Islam. Ternyata tidak harus narsis, suka selfie, atau pun gemar ngeshare kegiatan sehari-hari bak selebriti.
Tetapi, wanita yang baik pergaulannya dengan suami. Baik di sini pun sudah cukup jelas acuannya di dalam banyak hadits Nabi ﷺ. Seperti menyenangkan kala dipandang suami, taat dengan perintahnya, dan mampu menjaga kehormatan diri dan suaminya.
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai).
Jika didalami lebih lanjut, semua kriteria itu memang justru berada di ruang-ruang yang tak perlu ada orang lain mengetahui (privasi), kecuali dalam maksud dan tujuan memberikan pelajaran agar dapat ditiru dan menjadi panduan orang lain yang akan berumah tangga.
Dengan demikian menjadi wanita hebat tak membutuhkan apa yang menjadikan banyak wanita terlena, seperti hobi shopping, jalan-jalan, dan lain sebagainya yang membuat keberadaan mereka di dalam rumah hanya membutuhkan istirahat karena lelah bepergian, kemudian abai dan meremehkan sikap menunda-nunda dalam memberikan penghormatan kepada suami maupun dalam melayani anak-anak yang sangat membutuhkannya.
Kita tentu sama-sama ingat bagaimana telapak tangan putri kesayangan Rasulullah ﷺ mesti melepuh karena menggiling gandum sendiri. Kalau mau, tentu saja pekerjaan itu bisa diwakilkan kepada pembantu rumah tangga. Tetapi itu tidak dilakukan. Karena Fatimah Az-Zahrah sangat ingin keluarganya, suami dan anak-anaknya makan dari olahan tangannya sendiri.
Akibatnya, iklan beragam menu makan dan tempat makan sangat masif hari ini. Sekali waktu mungkin tak masalah, tetapi jika menjadi sebuah keharusan, terjadwal seperti sebuah event penting dan harus, di sini seorang wanita mesti ingat akan fitrahnya sebagai istri dan ibu dari generasi masa depan.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliyah terdahulu.” (QS. Al-Ahzab [33]: 33).
Kriteria selanjutnya adalah yang paling menyayangi anak-anaknya. Kata “paling” menunjukkan bahwa tidak ada prioritas seorang wanita yang telah berkeluarga dan dikaruniai anak melainkan mendidik mereka dengan sepenuh hati. Sebab generasi yang kuat lahir dari kedekatan hubungan emosional anak dengan sang ibu kala bayi, anak-anak, hingga belia dan dewasa.
Tetapi kita bisa saksikan saat ini betapa banyak ibu yang menitipkan buah hatinya ke berbagai macam bentuk penitipan. Ia bahkan tak sempat menemani anaknya sepanjang matahari bersinar. Beragam alasan mengemuka dan semua terasa rasional, benar, dan harus. Kala memandang kebutuhan akan finansial dan masa tua.
Bahkan lebih tragis lagi, seorang ibu yang sudah berada di dalam rumah, namun yang paling digandrungi adalah handphone, sehingga ketika anak menangis, ia posting kekesalan atau pun kegembiraan menemani sang buah hati ke media sosial. Publik dunia maya mungkin melihat ibu tersebut luar biasa, tapi tidak dengan kenyataannya.
Sebab ibu yang benar-benar memprioritaskan anak tak mungkin sempat menceritakan apapun ke dalam media sosial. Melainkan memang hal-hal yang layak dan penting diketahui publik, berupa sikap menghadapi bayi yang rewel, anak yang mulai kritis dalam bertanya, hingga yang sedang tumbuh remaja, sehingga pola pengasuhan yang dilakukan menjadi inspirasi bagi ibu-ibu lainnya.

Terakhir, menjaga harta dan kehormatan suami. Hal ini secara gamblang ditegaskan di dalam Al-Qur’an.فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’ [4]: 34).
Ath Thobari menjelaskan, “Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.”
Dengan demikian, teranglah kriteria wanita hebat di dalam Islam. Ia tidak perlu menjadi seolah seorang selebriti untuk mendapatkan kehormatan, apalagi sampai mengumbar hal-hal yang tidak perlu ke publik melalui media sosial. Jika hal ini dipahami dengan baik oleh seluruh Muslimah, insya Allah ke depan generasi Islam akan menjadi generasi tangguh dan unggul, insya Allah.* Imam Nawawi
#sumber hidayatullah.com

kusukahijau: Cara membuat stempel diword dengan mudah

kusukahijau: Cara membuat stempel diword dengan mudah :  https://youtu.be/eWdCKXpNkyE